Jumat, 14 Agustus 2015

Profil Saya

Assalamualaikum ukhti ,,,,,


                                       
4{{AUTOBIOGRAFI}}R

Nama saya Renny Puji Astuti biasa dipanggil Renny, saya lahir didesa Sakalimau kec-Tanjung Samalantakan kab-Kotabaru. Pada hari Senin 03 februari 1997 tepatnya seminggu sebelum hari raya Idul Fitri. Saya adalah anak yang bandel, hidung saya juga pesek badan saya pun gemuk tetapi tidak terlalu pendek. Mata saya sipit, pipi tembem dan bentuk jari-jari tangan saya seperti laki-laki. Pada saat saya masih berusia 5 tahun saya sudah mulai mengikuti cara ibu saya bersolek. Lucu yah? hee itulah sosok seorang renny dimasa kecil, lucu juga menggemaskan. Bicara soal otobiografi inilah nama-nama orang tua saya, ayah saya bernama Sugianto dan ibu saya Sugirah, pekerjaan ayah saya dulu adalah karyawan di Pt.Cipta Kridatama dan sekarang ayah saya hanya menyadap karet milik sendiri setelah perusahaan tempat ayah saya bekerja telah habis kontraknya.
Sedangkan ibu saya tetap selalu setia dengan pekerjaan beliau yaitu merawat suami dan anak-anaknya atau bisa disebut ibu rumah tangga. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara, adik saya yang pertama bernama Joko Santoso dia masih duduk dibangku SD dan tahun ini akan menghadapi ujian nasional. Adik saya yang satunya lagi bernama Olivia Zulianti dia masih duduk dibangku TK nol besar dan akan menghadapi ujian juga seperti adik saya yang pertama. Saya memulai pendidikan saya dijenjang SD yang berada di desa Sakalimau tempat saya dilahirkan dan pada waktu itu umur saya masih 6 tahun. Nama sekolahnya adalah SDN Sakalimau terdiri dari delapan ruangan.
 Murid-muridnya pun sangat sedikit karena disana bisa dibilang desa terpencil. Sebab penduduknya masih sedikit, jalan-jalannya juga masih tanah yang bercampur batu krikil. Dimasa SD saya sering ditinggalkan orangtua saya terutama ibu saya. Beliau pergi untuk menemani ayah saya ditempat kerjanya. Saya hanya tinggal bersama kakek dan nenek, terkadang saat ayah saya libur kerja.Mereka selalu menyempatkan untuk menengok saya. Hingga pada suatu hari ayah dan ibu saya pergi ke pulau yang berbeda, ibu saya terpaksa harus ikut untuk menemani ayah saya merantau dikampung orang. Mereka pergi ke Tarakan Kalimantan Timur pada saat itu saya hanya bisa menangis, hati saya sangat teriris. Pada saat itu umur saya baru 6 tahun saya harus ditinggal jauh oleh kedua orang tua saya. Saya harus kehilangan kasih sayang kedua orang tua saya untuk sementara waktu. Hati yang begitu sakit tidak lagi bisa memahami maksud dan tujuan mereka meninggalkan saya. Hari-hari pun berlalu, saya melewati hari-hari bersama nenek, kakek dan bibi saya dia anak terakhir dari kakek dan nenek saya. Karena saya dimanja oleh kakek dan nenek saya sehingga saya tumbuh menjadi seorang anak yang tidak mandiri. Saya hanya tau main dan main saja, ketika disuruh untuk membantu nenek dan kakek saya selalu saja tidak mau. Saya lebih mementingkan untuk bermain bersama teman-teman saya.
Hingga suatu hari bertepatan dengan hari-hari menjelang ulangan semester genap ibu saya menyampaikan suatu hal kepada saya lewat telephone beliau berkata “Ren  mengko bar Renny nompo raport, Renny, ibu mbek ayah nenggone mbah sumatera yo” artinya adalah Ren nanti kalau Renny udah terima raport, Renny, ibu dan ayah pergi ketempat nenek dan kakek yang di Sumatra ya. Memang pada saat itu hati saya merasa bahagia, bagaimana tidak saya ingin bertemu nenek dan kakek yang sebelumnya belum pernah saya lihat. Tetapi disisi lain saya tidak ingin meninggalkan nenek dan kakek saya. Karena walaupun saya bandel kepada mereka tetapi saya sangat menyayangi mereka. Setelah melawati ulangan semester ganjil dan genap kini tibalah hari yang saya tunggu-tunggu pun tiba yaitu hari penerimaan raport. Jantung berdegup sangat kencang saya takut jikalau saya tidak naik kelas, karena saya tidak ingin membuat kedua orang tua saya malu.
Pada saat itu yang mewakili untuk mengambil raport adalah nenek saya. Yang saya inginkan hadir disitu adalah ibu saya, tetapi beliau jauh tidak mungkin beliau menghadiri acara pembagian raport saya. Acara pun dimulai singkat cerita waktu pembagian raport pun tiba dan ternyata saya naik kelas alhamdulillah saya tidak mempermalukan kedua orang tua saya.

Akan tetapi saya merasa tidak puas oleh peringkat yang saya dapat karena saya mendapatkan peringkat 8 dari 10 siswa. Kalau disimak kembali wajar saja saya mendapat peringkat 8, karena belajar saya juga kurang yang saya fikirkan hanya main dan main. Sebelum SD saya ingin masuk kejenjang pendidikan TK, tetapi berhubung di desa saya itu perjalanan untuk menuju sekolah TK sangat jauh. Maka kedua orang tua saya memutuskan agar saya tidak masuk kejenjang pendidikan TK.
Hati saya merasa sedih sebab pendidikan taman kanak-kanak (TK) sangat saya rindukan, akan tetapi saya tidak bisa merasakan bagaimana pendidikan TK tersebut. Kenaikan kelas telah tiba dan sekarang saya duduk dikelas 2 SD, tapi sebelum itu saya menerima kiriman dari kedua orang tua saya. Saat saya membuka kiriman yang berbentuk kotak dan dibungkus oleh kardus tersebut, ternyata didalamnya berisikan satu buah boneka, tas dan juga alat hitung manual. Hati saya begitu senang, kerinduan dan sakit hati saya telah terobati. Ternyata mereka masih mengingat saya dan mereka memberi motivasi untuk saya agar saya lebih dan lebih giat lagi belajar. Hingga suatu hari saya mendapat kabar bahwa ibu dan ayah saya akan pulang. Saya sangat gembira ketika mengetahui hal tersebut, dan say menunggu kedatangan mereka dengan persaan hati yang sudah tercanpur-campur bagaikan gado-gado.
Detik demi detik, menit demi menit pun berlalu, jam demi jam pun berlalu. Akhirnya suasana yang saya nanti-natikan pun tiba, ibu dan ayah saya telah kembali kini mereka telah dihadapan mata saya. Betapa gembiranya hati ini ya allah kedua orang tua hamba telah kembali kepada hamba lagi setelah sekian lama mereka meninggalkan hamba “ujar saya pada waktu itu”. Hari –demi hari saya lewati bersama kedua orang tua saya lagi, hingga pada suatu hari ibu saya berkata “Ren sesok kita mangkat nenggone mbah Sumatera yo, ko ewangi ibu nyiap-nyiapne baju” artinya Ren besok kita berangkat ketempat kakek dan nenek di Sumatera ya, nanti malam bantu ibu menyiapkan baju. Keesokan harinya tepatnya pukul 05:00 pagi kami berangkat dari rumah, pada saat itu saya menangis sampai tersedu karena saya tidak ingin meninggalkan kakek dan nenek saya.
 Karena pada waktu itu cucu mereka masih saya, dan jikalau saya pergi maka tidak ada yang menemani mereka. Yang bisa mereka ajak untuk bercanda, yang bisa menemani hari-hari mereka. Anak-anak  mereka hanya satu dan itu yang terakhir dan kebetulan masih mengenyam pendidikan SD, sehingga masih tinggal bersama orang tuanya. Lain hal dengan anak-anak mereka yang lain yang sudah tidak mengenyam pendidikan lagi, dan mereka telah pergi untuk mencari penghasilan sendiri.

Kakek dan nenek saya memiliki lima orang anak, anak yang pertama adalah ibu saya, kedua adalah bibi saya, ketiga adalah paman saya, keempat dan kelima bibi saya lagi. Bibi saya yang terakhir bernama Martini dia masih duduk dikelas 5 SD pada waktu itu. Waktu pun menunjukkan pukul 05:45 saya dan kedua orang tua saya pun bergegas untuk berangkat, kami berangkat menggunakan ojek. Sebab dikampung saya alat transportasi belum sampai ke desa saya, alat transportasi hanya terdapat didaerah tertentu saja. Pada saat diperjalanan saya selalu menangis, saya tidka tega meninggalkan kekek, nenek dan bibi saya. Hati saya begitu sakit saat harus meninggalkan mereka. Pipi saya telah basah akibat air mata yang selalu mengalir tanpa henti. Disetiap perjalanan saya selalu memanjatkan do’a kepada allah swt “ya allah jagalah selalu kakek, nenek dan bibi saya, hamba sayang mereka ya allah”.
Selalu saja saya berdo’a seperti itu, tiada bosan-bosannya karena saya sangat menyayangi kakek dan nenek saya. Singkat cerita kami telah sampai ketempat tujuan kami yaitu kakek dan nenek saya yang ada di Sumatera, pada saat kami telah tiba didepan rumah mereka pun langsung berlari menuju kami. Nenek saya langsung memeluk ayah saya sungguh sanagat mengharukan suasana pada saat itu. Nenek saya sampai menangis akibat rindu yang teramat dalam kepada ayah saya. Keesokan harinya ibu saya mengantarkan saya kesekolah baru saya, kami berjalan pada waktu itu saya pun sempat mengeluh kepada ibu saya sebab jarak yang kami tempuh lumayan jauh. Hingga akhirnya ibu saya memutuskan untuk mengojek dan kebetulan ada tukang ojek yang lewat, iu saya pun langsung menyetop ojek lalu kami pun akhirnya naik ojek untuk menuju sekolah saya tersebut.
Sesampainya kami disekolahan saya merasa agak minder atau engga pd sebab disana muridnya sangat banyak dan rata-rata mereka adalah orang yang mampu. Berbeda jauh dengan saya yang biasa-biasa saja. Hari kembali masuk kebangku sekolah pun tiba, pagi tepatnya pukul 07:00 saya dan paman saya berangkat sekolah. Kebetulan paman saya yang bernama Supriyadi biasa dipanggil Adi dia satu kelas dengan saya. Jadi kami bisa berangkat bersama kesekolah. Ayah saya anak kedua dari enam bersaudara dan kebetula paman saya tadi dia adalah anak terakhir. Sebenarnya saya dan dia itu jaraknya berbeda satu tahun tapi saya tidak tau kenapa kami bisa satu kelas padahal dia juga tidak pernah untuk tidak naik kelas.
Akhirnya kami pun sampai disekolah pada pukul 07:30 saat itu saya disuruh maju kedepan kelas untuk memperkenalkan diri. Jelas saya sangat gugup untuk berbicara dihapan orang banyak. Banyaknya murid dikelas saya berjumlah 20 lebih saya juga sudah lupa kami terbagi atas dua kelas yaitu kelas A dan B.

Perkenalan saya lalui dengan penuh rasa gugup karena kurang percaya diri. Setelah perkenalan ibu guru saya yang saya sudah lupa nama beliau siapa, beliau menyuruh saya untuk duduk disebelah teman cewe saya dan ternyata dia non muslim. Saya langsung terkejut tapi tidak saya nampakkan dihadapan dia. Sebab saya takut dia salah paham, saya terkejut tidak maksud apa-apa saya merasa aneh saja karena baru itu saya menemui orang yang non muslim dihadapan saya secara langsung dan dia adlah teman sekelas saya. Saya pun bertanya-tanya bagaimana ajaran agama dia, hingga akhirnya pengetahuan saya bertambah tentang agama walaupun bukan tentang agama saya sendiri.
Hingga hari-hari pun berlalu saya lewati dengan penuh kegembiraan, pada saat mengerjakan tugas dari guru saya. Kekompakan saya dan paman saya pun terjalin kami bersama-sama untuk menyelesaikan tugas tersebut hingga selesai. Jika kami mendapat kesulitan dalam mengerjakannya ibu saya datang untuk memberikan bantuan kepada kami. Hingga pada suatu hari saya menemui perut ibu saya membesar saya pun bertanya ibu hamil ya. Lalu ibu saya menjawab iya ibu hamil nak, kemudian saya melanjutkan pertanyaan saya lagi sudah berapa bulan bu. Ibu saya kembali menjawab sudah 6 bulan lalu saya bertanya lagi bu saya pengen adeknya nanti yang lahir adalah cewek biar nemenin renny main masak-masakan bu. Ibu saya berkata”cowok atau cewek sama aja Ren yang penting lahir dengan selamat tanpa ada kekurangan suatu apapun.
Waktu pun berlalu hingga 3 bulan sudah ibu saya mengandung, pada pukul 04:00 pagi adek saya pun akhirnya lahir dimuka bumi. Dia langsung menangis dan tangisannya pun membangunkan tidur saya. Saya yang masih dalam kondisi mengantuk langsung keluar menuju kamar ibu saya. Ketika saya melihat adek saya, saya merasa kecewa pada saat itu karena yang saya harapkan tidak menjadi kenyataan. Karena yang terlahir adalah seorang anak laki-laki bukan perempuan seperti yang saya harapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post